Mediaex palu – Direktur RSUD Undata Bantah Tuduhan Pelayanan Bobrok, Ungkap Langkah Pembenahan Polemik pelayanan kesehatan di RSUD Undata Palu belakangan ramai jadi sorotan publik. Sejumlah keluhan warga, mulai dari lamanya antrean pasien, keterbatasan fasilitas medis, hingga dugaan lambannya penanganan darurat, sempat viral di media sosial. Kondisi ini memunculkan persepsi bahwa pelayanan rumah sakit rujukan terbesar di Sulawesi Tengah tersebut “bobrok”.
baca juga: Presiden Kolombia Serukan Pembentukan Angkatan Perang Internasional Palestina
Namun, tudingan tersebut langsung dibantah oleh Direktur RSUD Undata. Dalam konferensi pers, pihak manajemen menegaskan bahwa narasi yang beredar tidak sepenuhnya sesuai dengan fakta di lapangan.
Klarifikasi Direktur RSUD
“Tidak benar jika pelayanan kami disebut bobrok. Kami menyadari ada kekurangan, tapi menuduh seluruh sistem pelayanan kacau itu tidak tepat,” ujar Direktur RSUD Undata.
Menurutnya, RSUD Undata saat ini menampung ribuan pasien setiap bulan, baik dari Kota Palu maupun dari kabupaten lain di Sulawesi Tengah. Sebagai rumah sakit rujukan utama, beban kerja tenaga medis dan fasilitas sering kali melebihi kapasitas. Hal inilah yang, menurutnya, menjadi penyebab munculnya beberapa kendala di lapangan.
Tantangan yang Dihadapi
Ia menjelaskan, ada beberapa tantangan nyata yang dihadapi rumah sakit, antara lain:
-
Lonjakan pasien yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis maupun ketersediaan ruang rawat.
-
Sistem rujukan nasional yang menjadikan RSUD Undata sebagai pusat layanan bagi pasien dari berbagai daerah di Sulteng.
“Bayangkan saja, kami sering menerima pasien rujukan dalam jumlah banyak di waktu bersamaan. Itu tentu membuat pelayanan terlihat padat, padahal petugas kami sudah bekerja maksimal,” jelasnya.
Langkah-Langkah Pembenahan
-
Peningkatan Kapasitas SDM
-
Penambahan tenaga medis, khususnya dokter spesialis dan perawat.
-
Pelatihan berkala untuk meningkatkan keterampilan pelayanan dan komunikasi kepada pasien.
-
-
Perbaikan Fasilitas dan Infrastruktur
-
Renovasi sejumlah ruang rawat inap agar lebih nyaman.
-
Pengadaan peralatan medis modern secara bertahap, termasuk untuk layanan radiologi dan ICU.
-
-
Digitalisasi Pelayanan
-
Implementasi sistem antrean berbasis aplikasi untuk meminimalkan penumpukan pasien.
-
Rekam medis elektronik agar proses administrasi lebih cepat dan akurat.
-
-
Evaluasi dan Pengawasan Rutin
-
Audit internal pelayanan setiap bulan.
-
“Kami ingin pelayanan makin cepat, tepat, dan manusiawi. Setiap kritik masyarakat jadi bahan evaluasi kami,” tegas sang Direktur.
Respons Masyarakat dan Harapan
Meski pihak manajemen sudah menjelaskan langkah-langkah pembenahan, sebagian masyarakat tetap berharap perubahan bisa terasa nyata, khususnya di layanan gawat darurat. Banyak keluarga pasien mengeluhkan waktu tunggu yang lama, serta keterbatasan obat-obatan di instalasi farmasi.
“Kami tidak menutup mata terhadap keluhan itu. Justru itu memacu kami untuk bergerak lebih cepat. Tapi masyarakat juga harus memahami kondisi dan tantangan yang ada,” tambahnya.
Ia berharap ke depan, kepercayaan publik terhadap RSUD Undata bisa pulih.
Menjaga Kepercayaan Publik
RSUD Undata, sebagai rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Tengah, memiliki peran vital dalam pelayanan kesehatan
“Kami punya tanggung jawab besar melayani masyarakat luas. Tugas ini berat, tapi kami siap memperbaiki diri. Kritik membangun tetap kami butuhkan, tapi mari bersama-sama menjaga kepercayaan terhadap rumah sakit ini,” tutup Direktur.




